Salahkah Menjadi Wanita Independen?

Sumber: Pinterest
Pernikahan merupakan moment yang paling ditunggu oleh sebagian besar orang dalam hidupnya. Moment suka cita ini dianggap sebagai awal baru dalam sebuah hubungan dan menjadi permulaan bahtera keluarga. Seseorang menikah bisa berlandaskan karena saling mencintai atau membutuhkan.

Pria menikah cenderung untuk memperoleh kepuasan dan ketenangan batin sedangkan wanita menikah untuk mendapatkan kepastian masa depan yang terjamin baik secara finansial maupun hubungan yakni rasa aman dan dicintai secara utuh. Konsep materialistis dan realistis bahkan kerap akrab dengan wanita, saya pernah mendengar celotehan ”Pria akan semakin menarik dan percaya diri karena isi dompetnya sedangkan wanita akan lebih percaya diri dan menarik karena fisiknya”.

Kalimat celotehan yang menunjukkan daya tarik baik pria maupun wanita tersebut seolah memberi pandangan bahwa pria tertarik dengan fisik wanita sedangkan wanita tertarik dengan keadaan finansial sang pria. Walaupun tak berlaku untuk semua orang, hal ini cukup menjadi acuan untuk memulai suatu hubungan yang memiliki masa depan yang cerah.

Nyatanya dalam kehidupan hubungan dan pernikahan tak selamanya mulus dan diantaranya ada yang terjebak dalam Toxic Relationship. Dalam pernikahan, toxic relationship bisa berbentuk perilaku abbusive, perselingkuhan atau bahkan KDRT. Orang yang terjebak dalam hal tersebut cenderung sulit untuk keluar karena adanya kekhawatiran atau ancaman dan harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti anak atau kebutuhan ekonomi kedepannya.

Sayangnya, banyak wanita yang terjebak toxic relationship karena bergantung secara finansial pada suaminya. Mereka cenderung memilih bertahan untuk melanjutkan hidup walaupun berada dalam kondisi dibawah tekanan. Kebiasaan bergantung ini tentu akan menyulitkan diri sendiri dan sulit mengembangkan diri.

Namun, kebebasan independensi wanita dalam mempunyai penghasilan sendiri seringkali dilabeli negatif. Salah satunya adalah penyataan bahwa “Perempuan jangan terlalu sukses, nanti gaada cowok yang mau deketin”. Padahal alasan wanita yang berpenghasilan sendiri adalah untuk menciptakan rasa aman pada dirinya sendiri dan meminimalisir kebergantungan pada orang lain sedangkan kesuksesan merupakan bonus dari hasil kerja kerasnya. Hal tersebut pasti akan menjadi suatu dilematis wanita dalam menentukan jenjang kariernya.

Wanita yang independen secara finansial akan cenderung berani dalam mengambil keputusan. Drama korea berjudul ”The World Of Married” series yang memiliki rating yang tinggi ini menggambarkan karakter Ji Sun Woo sebagai wanita yang mandiri secara finansial dibandingkan suaminya Lee Tae Oh. Perselingkuhan yang dilakukan suaminya membuat Sun Woo terpaksa harus meninggalkan Tae Oh, sempat dilema karena mempertimbangkan masalah anak akhirnya Sun Woo memutuskan untuk menceraikan Tae Oh setelah mengetahui kondisi ekonominya yang vailid. Selama menikah Tae Oh banyak bergantung secara finansial kepada Sun Woo oleh karena itu menjadi alasan Tae Oh sulit meninggalkan Sun Woo. Dalam series tersebut bisa diambil pelajaran bahwa tingkat kebergantungan finansial dalam suatu hubungan relatif tinggi dan menjadi suatu pertimbangan yang mendasar.

Menjadi wanita independen di lingkungan konservatif seringkali serba salah, terlalu sukses dilabeli negatif begitupun sebaliknya jika terlalu bergantung pada orang lain atau pria seringkali dicap matre atau materialistis. Berbeda dengan pria, kesuksesan merupakan pencapaian hidup sedangkan keadaan tidak mampu merupakan cerminan ketidaklayakan.

Mempunyai penghasilan sendiri bukan berarti menghiraukan nafkah dari suami melainkan sebagai pegangan diri sendiri jikalau membutuhkan sesuatu atau ada hal-hal yang tidak diinginkan. Nafkah dari suami tetaplah penting yakni untuk melaksanakan kewajibannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

*Femi Yuniar, Seorang introvert yang banyak berbicara dengan teman akrab, kini sedang menempuh menyelesaikan gelar sarjana ilmu komunikasi.

Komentar

Postingan Populer