Untukmu yang Pernah Singgah
Haha, aku lelah. Ingin menyerah.
Tapi bagaimana aku bisa mengekspresikan kekecewaanku? Aku terlalu sibuk menuliskan kebenaran apa yang aku alami, sedangkan kebenaran yang nyata aku melewatkannya yaitu perpisahan yang sudah kuperkirakan dari Seseorang yang pernah ada lalu menghilang tanpa kabar. Tenang aku hanyalah orang asing yang kau beri harapan. Bukan seseorang yang harus kau lengkapi atau kau temani.
Aku tau kamu akan meninggalkanku seperti yang lain, untuk itu jangan bawa aku lebih jauh lagi untuk menangisi kepergianmu. InsyaAllah, Aku ikhlas ketika nantinya jawabmu bukan lagi aku. Siapapun orang itu, aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Setidaknya, aku ingin menjadi orang yang bermanfaat dan dikenang. Tapi sebelum kepergian itu, Bolehkah aku duduk disampingmu malam ini? Memandangi indahnya alam semesta diatas padang rumput diatas gunung. Aku ingin menikmati setiap perjalanan yang aku lewati entah dengan ataupun nantinya tidak denganmu.
Tidak ada yang harus diingat
Tidak ada yang harus dikenang
Tidak ada yang harus dikhawatirkan
Tidak ada yang harus diulang
Semua itu sudah baik, biarkanlah.
Jika memang milikmu, tetap milikmu.
Semua akan baik-baik saja.
Percayalah.
Jumat, 21 Desember 2018
Pukul 00:18 "Sebuah Karya dari Komplikasi Celotehan Twitter Pribadi—Rewind 2018"
Komentar
Posting Komentar