Which do you prefer? Dunia atau Akhirat? Bisa Seimbang?🤔



Mau shalat, tunggu deh 5 menit lagi tanggung nih kerjaan.
Mau ngaji, duh bentaran deh bentar lagi ini kerjaan selesai.
Mau ke mesjid, nanti deh agak telatan ngaso dulu bentar.
Drama anak muda kalau mau ibadah, pasti ada aja kata “Bentar lagi” gak heran sampe muncul meme “Kalau aku sibuk ngerjain tugas hingga lupa ibadah, apakah dosanya ditanggung universitas?”

Mungkin ga sih kita bisa menyeimbangkan antara dunia dan akhirat? Ditengah peran kita sebagai makhluk sosial dan khalifah di bumi tentu saja kita banyak melakukan berbagai aktivitas. Dunia memang sangat berarti bagi manusia, karena merupakan ladang investasi menuju Akhirat. Tetapi terkadang kita lupa tujuan utama kita hidup dunia, bukanlah untuk menjadi ladang investasi akhirat tetapi menjadi ladang menuai kesuksesan di dunia. Jadi gaboleh nih sukses didunia?🤔

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Aku tidaklah ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah hanya kepada-Ku“. (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Tujuan utama kita hidup didunia adalah untuk beribadah kepada Allah, tetapi dunia juga bagian yang bisa kita nikmati bagiannya. Sebagaimana firman Allah;


وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.”(Al-Qashas: 77)

Menuai kesuksesan didunia boleh-boleh saja, asalkan saat dalam proses itu kita tidak lupa menunaikan kewajiban kita sebagai Muslim untuk beribadah kepada Allah. Ketika datang panggilan Allah, maka tunaikanlah. keduanya harus saling melengkapi, dan tak bisa dipisahkan. Shalat penting, namun tak ada alasan untuk meninggalkannya cuma gara-gara alasan kerja. Tetapi, dalam beribadah pun jangan berlebihan sehingga kita lupa bahwa didunia kita punya tanggung jawab.

Suatu ketika Nabi Muhammad mendengar kabar bahwa Abdullah bin Amr bin Ash berpuasa setiap hari, serta selalu salat malam, kemudian Nabi bertanya kepadanya:” apakah kamu menjalankan yang demikian itu”.

Lalu ia menjawab: “betul, wahai Nabi.”

Nabi lalu menasehatinya, “bahwa jasadmu mempunyai hak, begitu juga matamu mempunyai hak yang harus terpenuhi, apalagi keluargamu yang harus kamu penuhi hak-haknya.” Hal ini seperti Hadis yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dalam kitabnya, Al Jami’us Shohih, bab haq al jism fi al syaum.

Kisah di atas memberi isyarat kepada kita bahwa manusia harus pintar dalam membagi waktu, dan tak terlalu berlebihan dalam urusan ibadah atau disebut Guluw, sehingga kita mampu membagi kewajiban dan hak orang lain yang harus terpenuhi.

Lalu bagaimana untuk melakukan kegiatan duniawi namun bernilai berkah dan beroentasi akhirat? Yaps, semua itu tergantung niat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Urusan Akhirat adalah utama sehingga untuk menyeimbang dengan urusan dunia jawabannya adalah tidak bisa disama ratakan, tetapi urusan dunia adalah bagian yang bisa kita tuai dan nikmati. Yang bisa kita lakukan adalah lakukan semua kegiatan kita dengan Niat yang benar sehingga kita memperoleh berkah dan amalan sebagai investasi kita menuju Akhirat. Sebagaimana firman Allah;

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah: 5)

Ada isyarat dalam do’a sapu jagat untuk mendahukan kehidupan akherat:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, juga kebaikan di akhirat. Dan peliharalah kami dari siksa neraka“. (QS. Albaqoroh: 201)

Di sini ada 3 permintaan; 1 permintaan untuk kehidupan dunia, dan 2 permintaan utk kehidupan akherat. Inilah isyarat, bahwa kita harus lebih memikirkan kehidupan akherat, wallohu a’lam. Kebenaran hanyalah milik Allah.


Semoga Bermanfaat, Aamiin.

Komentar

Postingan Populer